Sejarah Desa Sidomulyo

Menelusuri Akar Sejarah yang Membentuk Jati Diri dan Cita-Cita Desa Kami.

Perjalanan Desa dari Masa ke Masa

Setiap era meninggalkan warisan berharga yang menjadi fondasi Desa Sidomulyo hari ini.

Kelahiran Sebuah Desa (1920-an)

Cikal bakal Desa Sidomulyo dimulai dari kedatangan sekelompok perantau pemberani dari wilayah Mataram dan Cirebon. Dipimpin oleh Ki Karto Suwiryo, mereka membuka hutan belantara di tepi sungai untuk dijadikan lahan pemukiman dan persawahan. Nama "Sidomulyo" (Jadi Mulia) disematkan sebagai doa dan harapan akan kemakmuran.

Era Kemerdekaan (1945 - 1960)

Semangat perjuangan kemerdekaan turut bergelora di Sidomulyo. Banyak pemuda desa bergabung dengan laskar perjuangan. Setelah kemerdekaan, desa mulai menata diri. Balai desa pertama dibangun secara gotong royong menggunakan kayu dan bambu, menjadi simbol persatuan dan pemerintahan baru.

Masa Pembangunan (1970 - 1990)

Di era ini, pembangunan infrastruktur mulai digalakkan. Jalan setapak diperkeras menjadi jalan batu, jembatan bambu diganti dengan jembatan beton. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sidomulyo didirikan, membuka akses pendidikan formal bagi anak-anak desa. Listrik pertama kali masuk desa pada akhir tahun 80-an, membawa perubahan besar pada kehidupan malam hari.

Era Reformasi & Otonomi (1998 - 2010)

Bergulirnya reformasi membawa semangat baru dalam tata kelola desa. Pemilihan Kepala Desa secara langsung dan demokratis mulai diterapkan. Desa mendapatkan otonomi lebih besar untuk mengelola sumber dayanya. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dibentuk untuk meningkatkan partisipasi warga dalam pengambilan keputusan.

Masa Kini: Desa Digital (2015 - Sekarang)

Memasuki era digital, Desa Sidomulyo berbenah. Dengan adanya Dana Desa, pembangunan semakin pesat. Desa meluncurkan website resmi, menerapkan layanan administrasi berbasis digital, dan menginisiasi program-program pemberdayaan yang inovatif untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah dan terhubung.

Para Pemimpin Desa Sidomulyo

Mereka yang pernah mengabdikan diri untuk memimpin dan membangun desa.

Ki Karto Suwiryo

(1925 - 1945)

Soehardi Wiryodiharjo

(1946 - 1967)

H. Abdullah Said

(1968 - 1988)

Slamet Raharjo

(1989 - 2007)

Drs. Mulyono

(2007 - 2019)

H. Ahmad Sutejo

(2019 - Sekarang)